PEKANBARU,Riauandalas.com – Kedatangan para kepala daerah se-Riau setelah mengikuti retret di Magelang disambut dengan perhelatan adat yang megah di Balai Adat Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), Sabtu 01/03/2025. Prosesi tepuk tepung tawar ini menjadi momen bersejarah, menandai restu adat bagi pemimpin yang akan mengemban amanah lima tahun ke depan.
Gubernur Riau, Tuan Abdul Wahid, dan Wakil Gubernur, Tuan SF. Hariyanto, beserta 22 kepala daerah lainnya diterima dengan penuh khidmat. Mereka dipasangkan tanjak oleh Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAMR, Datuk Seri Raja Marjohan Yusuf, dan Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAMR, Datuk Seri Taufik Ikram Jamil.
Upacara ini mencatat sejarah sebagai pertama kalinya dalam tradisi LAMR, di mana tepuk tepung tawar dilakukan serentak kepada seluruh kepala daerah di Riau. Prosesi diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan syair Melayu karya Datuk Seri Taufik Ikram Jamil, yang dibacakan oleh Siska.
Sebagai penepuk tepung tawar adalah tokoh-tokoh adat dan pemuka masyarakat diantaranya : Timbalan Mangku Bumi Mangku Diraja Kesultanan Siak Sri Indrapura, Tengku Muhammad Toha, Ketua Perhimpunan Kekerabatan Resam Kerajaan Indragiri, H. Raja Maizir Mit,Sultan Pelalawan Tengku Besar Kamaroeddin, Raja Gunung Sahilan XII Tengku Muhammad Nizar, serta Datuk Abdul Malik, Niniok Datuok Rajo Dubalai Andiko 44 Sriwijaya Muara Takus. Juga turut serta Ketua DPRD Riau Kaderismanto, Kapolda Riau Datuk Seri Jaya Perkasa Setya Negeri Muhammad Iqbal,Kajati Riau Akmal Abbas gelar Datuk Seri Lela Setia Junjungan Negeri dan Ketua MUI Riau Prof.Ilyas Husti, yang sekaligus menutup rangkaian dengan doa.
Tepuk tepung tawar, yang terdiri dari beras kunyit, beras putih, bunga rampai, air tepung tawar, inai, dan daun perinjis, bukan sekadar ritual. Ini adalah doa keselamatan dan restu adat agar pemimpin dapat menjalankan amanah dengan bijak, adil, dan berpihak kepada rakyat.Pesan Adat: Kepemimpinan yang Berpadu dengan Nilai Melayu
Dalam petuah adatnya, Datuk Seri Raja Marjohan Yusuf mengingatkan bahwa pemimpin dalam falsafah Melayu adalah “didahulukan selangkah, ditinggikan seranting, jauh tidak berjarak, dekat tidak berantara”. Pemimpin diharapkan berserah diri kepada Allah, berpegang teguh pada iman, serta bijak dalam setiap kebijakan.
Beliau juga menekankan potensi besar Riau, dari sumber daya alam hingga posisi strategisnya. Terlebih, dengan tingkat toleransi tertinggi kedua di Indonesia setelah Nusa Tenggara Timur, Riau memiliki modal kuat untuk menjadi daerah yang harmonis dan sejahtera.
Sementara itu, Datuk Seri Taufik Ikram Jamil menegaskan bahwa perhelatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan simbol dukungan masyarakat adat bagi pemimpin. "Persatuan ini harus dijaga. Kita bukan hanya mendoakan mereka, tetapi juga mendoakan diri kita sendiri agar tetap bersinergi demi Riau yang lebih baik," ujarnya.
Di akhir acara, seluruh kepala daerah berkomitmen untuk membangun Riau dengan semangat kebersamaan. "Mari kita berazam, dengan persatuan dan kerja sama yang solid, kita bisa membawa Riau ke arah yang lebih maju," pungkas Datuk Seri Marjohan.
Prosesi tepuk tepung tawar ini menjadi awal langkah para pemimpin Riau dalam mengemban amanah, dengan harapan agar mereka selalu mengedepankan nilai adat, kebersamaan, dan kesejahteraan rakyat.(Am).
0 Komentar